Lagi
nunggu guru dikelas, dengan posisi duduk dikursi dan meja baru sekolahku dan
ngga tau mau ngapain. Otakku memerintahkan mataku untuk menengok kekiri kenan,
sekilas terlihat polpen nganggur dihadapanku dan kulirik kawan yang duduk
disebelahku, “Mba, punya kertas binder ?” segera kegiatan mencatatnya jadi
terganggu karena suaraku itu. Tapi dengan tersenyum si mba mengambil bindernya
dari dalam tas, “ini mba, diambil sendiri aja yah”, senyum terlebarku kusuguhkan,,
“syukron mba e”. Setelah terkumpul perkakas tulis menulis, kuperintahkan
tanganku untuk sedikit menggores dikertas yang masih bersih itu, dan inilah yang terlukis..
“Hal Itupun Kembali Datang..”
Tulislah,,
itulah yang tertera dibenakku ketika tak satu orangpun yang tau isi hatiku.
Rasa takut yang begitu mengganggu pikiran jika kuceritakan hal ini pada orang
lain. Merasa bahwa mereka akan berfikir bahwa aku adalah wanita terjahat
dimatanya. Kebingungan melandaku, menguatkan hatiku untuk tetap bertahan
menghadapi semuanya. Kulihat diriku yang lemah ini, tak henti-hentinya aku bertanya
pada diri sendiri, mengapa? Mengapa ini terjadi dihidupku, digariskan diorbit
perjalanan hidupku didunia yang hanya sebagai tempat persinggahanku untuk
berusaha menanam bibit-bibit unggul yang nantinya akan kupetik kelak.
Aku
merasa ingin mengeluarkan butiran-butiran air mata yang tertahan dikedua bola
mataku. Tapi aku harus tetap menahannya, tak ingin menambah beban mereka yang
tertatih-tatih mebahagiakanku, memenuhi semua kebutuhanku. Sempat terbesak
dibenakku perasaan iri pada mereka, kawanku yang setiap hari megawali harinya
dengan senyuman, kebahagiaan yang tergoreskan disenyum mereka. Aku tak ingin
kalah dengan mereka, aku juga ingin menggoreskan sebuah senyuman ketika mataku
terbuka setelah beristirahat dimalah hari. Itulah yang kuusahakan setiap
harinya, tetap tegar dengan semua ini. Aku yakin, setelah kesusahan pasti ada
kebahagiaan yang selalu bergandengan mengantarkan perjalanan hidup setiap insan
yang bernyawa. Kulihat mereka yang jauh lebih berat beban hidupnya dibandingkan
aku yang sekarang. Bangun dipagi hari sebelum sang mentari menyongsong dunia,
mencari rezeki diumurnya yang seharusnya menikmati suasana sekolah, suasana
makan dikantin bersama kawan, mengerjakan tugas bersama, belajar, bermain,
berhayal, tapi merkeka? Mereka harus mengeluarkan keringat akibat bekerja
begitu kersas hanya demi sesuap nasi untuk menyambung hidup. Selesai bekerja kembali muncul difikirannya,
besok aku makan apa? Lebih tepatnya, besok aku bisa makan ngga yah? Atau aku
harus berpuasa lagi?. Tak terbayangkan jika hal itu terjadi padaku. Terjadi
pada keluargaku.
Hal-hal
itulah yang kujadikan pembanding dari lika-liku hidupku. Aku masih bisa ini
itu, masih sehat, maish bisa bekerja, tapi apa yang bisa kulakukan ketika hal
yang tak disangka-sangka melanda pikiranku, menambah beban kerja otakku untuk
terus berfikir, berfikir dan berfikir. Entah sampai kapan, entah sampai kapan
kubiarkan itu terjadi begitu saja tanpa berbuat apa-apa.
Hal
pertama yang dapat kulakukan adalah menuangkan seluruhnya disetiap lembaran
kertas ini, yang siap menerima jutaan bahkan milyaran huruf curahan hati yang
tak terbendung lagi, mungkin dengan melakukan kegiatan sederhana ini bisa
sedikit mengurangi bebanku untuk berfikir. Satu hal yang tak ingin
kutinggalkan, mengadu kepada zat pemberi musibah, yang dengan mudahnya bisa
menghilangkan itu dengan kehendaknya. Kuambil air wudhu untuk mensucikan
diriku, untuk menjadi bersih dan siap menujumu ya Allah, kutuangkan,
kuceritakan yang kurasakan, kumohon petunjukmu ya allah kuserahkan semuanya
hanya padamu. Kutahu semuanya dari engkau sebagai ujian bagi kami yang hanya
sebagai titik-titik debu didunia ini. Sujudku untuku ya Allah.
*Tulisan ini hanya sebatas imajinasi
yang muncul ketika lagi ngebleng. Kawanku, ukirlah sebuah wujud yang berkesan
apabila lagi ngga ada kerjaan, salah satunya dalam bentuk tulisan. Setelah itu,
baca kembali hasilnya, niscaya bakalan kaget karena ngga nyangka bisa jadi
bahan bacaan, minimal buat diri sendiri. Coba deh,, yang penting, jangan
setengah-setengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar